Minggu, November 09, 2008

Sang Pencari

Kukejar sinarmu berpindah ke langit sebelah,
Kutangkap bayangmu berlari ke balik awan,
Kubidik dengan kamera mata hati,
Yang tercetak hanyalah mimpi seperti kemarin.
Coba...
Kembali kucoba kembali.
Mencari satu yang kutau tiada dan harus hadir didiriku.
Pukulan yang keseribukah,
Batu itu kan terbelah
Dan menjadi bilah-bilah
-Pedang berdiri diatas batu karang
Menebas gunung-gunung penghadang.
Keluarlah...
Sang pengembara dari hutan kegagalan.
Tuk temukan siapa dirinya?
Jati dirinya.

Ada 2 macam manusia, mana yang lebih baik?

Ada dua macam manusia, mana yang lebih baik?
Itu pertanyaan motivator Mario Teguh pada suatu malam di MetroTV, lebih kurangnya begini :
1. Seseorang yang ketika ia berada di dekat kita, membuat kita yakin bahwa dia hebat
2. Seseorang yang ketika ia berada di dekat kita, membuat kita yakin bahwa kita hebat

Sejujurnya kita akui, bahwa manusia sangat lebih suka dipuji dari pada di kritik. Pujian membuat hati melambung tingi dan kritikan membuat nyali menciut...Benarkah?Dalam hati kecil ini, sejujurnya mengakui bahwa ada kekurangan yang kita miliki yang bahkan hal itu merupakan kelebihan bagi orang lain. Ya...akui saja bahwa memang dia luar biasa dalam hal itu dan saya tidak. Secara otomatis, terkadang perasaan itulah yang membuat kita merasa 'berkecil hati'. Apa iya ya? cobalah mata hati ini lebih tajam melihat, sekali lagi lebih ber-positif feeling. Bahwa manusia diciptakan dengan kekurangan dan kelebihannya masing-masing. Tengoklah diri ini, temukan satu kelebihan! Dan jangan gara-gara tidak tau apa bakat kita trus salah ambil jurusan, salah memasuki dunia kerja, salah ambil keputusan de'el'el deh. Misalnya begini : dalam suatu organisasi terdapat beberapa orang dengan kelebihannya masing-masing. Ada yang bakatnya memang dari sononya pinter ngomong, mungkin dia cocok untuk tampil jadi moderator di atas panggung. Ada yang pinter teknisi, biasanya gak kelihatan karena dia sembunyi dibalik komputer. Ada juga desainer, tiap hari berduaan ama laptop. Ada yang tingkat kejujuran dan ketelitiannya tinggi, cocok juga bagian keuangan. Dan lain-lain masih banyak lagi orang-orang yang bekerja dibalik layar dan tidak kelihatan dimana makluknya? Tapi bagaimana pun kesuksesan sebuah organisasi tidak terlepas dari peran orang-orang yang berada dibalik layar. Yah..gitu deh. Semua itu terjadi karena karakter dan bakat kita emang beda-beda. Sehingga kita bisa saling melengkapi antara satu dengan yang lain. Coba bayangpun, seandainya semuanya programmer, terus siapa yang tukang mbeli program ? Atau kalau semuanya jadi pembicara, lalu siapa yang jadi pendengar? Maha Adil Allah dengan segala Maha KaryaNya.
Btw,...apa hubungannya dengan kata-kata Mario Teguh tadi ya?
Hm...saya baru ingat dan kagum dengan kebiasaan orang-orang MLM, mereka suka sekali meng-edifikasi temen-temennya, saling memuji dengan tulus itu sudah biasa mereka lalukan dengan crosslinenya (saingannya) sekalipun. Kalau ada yang lagi 'down, diberikan motivasi "ayo...kamu pasti bisa..."
Gitu deh...Hm...saat saya menulis ini, malam telah larut, tidur ah... Esok pagi, kuingin terjaga dan mengawali hari dengan semangat, xixixi...

Judul TA dan bakat anda???

Suatu hari,...ada aja mahasiswa yang nanyain "Bu...judul apa ya yang bagus buat Tugas Akhir saya? Hoala nak...dikau itu hobinya apa? Suka nggambar atau animasi atau pemrograman atau editing video atau teknisi atau jaringan atau akuntansi atau....?Kalo menurut saya sih...jurusan informatika itu fleksibel, berhubungan dengan berbagai macam bidang ilmu. Ada yang merasa kurang mampu di pemrograman, ya..pastinya dia punya bakat lain. Kalau dia hobinya nggambar ya udah..buat aja pilem kartun, media pembelajaran, company profile, de'el'el. Lha bu...saya ndak bisa nggambar n nggak bakat pemrograman. Ah masa sich? Coba test...editing video hobi ndak? Mbok bikin pilem aja, rekaman apa gitu misalnya video mbenerin komputer. Trus kalo teknisi atau jaringan? Atau akuntansi? Kan bisa mbuat Sistem Informasi Akuntansi? Lha bu...itu kan pake logika pemrograman juga?Ya...iyalah masa ya iya dol, pake speedy lah.. masa' spidol?

Lalu...apa hubungannya bakat/minat/hobby dengan Tugas Akhir?
Begini sodara,..seperti kita sadari bersama bahwa ketika kita mengerjakan sesuatu yang sangat kita sukai, bisa dipastikan hasilnya bagus? kenapa? ya karena kita mengerjakan itu dengan ikhlas bangets sepenuh hati.Sebab...bagaimana pun juga membuat Tugas Akhir dengan tangan sendiri sangat jauh lebih baik daripada minta di'buatin. Karena itu kenali dulu bakat anda...Coba bayangkan....misalnya nih...saya kuliah jurusan Manajemen Informatika, ambil judul TA Sistem Informasi Stok Barang. Saya belajar di sini karena ingin punya keahlian programmer. Tapi karena malas dan saya hobinya pilem kartun, maka saya minta dibuatin temen. Pertanyaannya adalah : sekarang siapa yang jadi programmernya? temen saya to? Trus...saya bisa apanya donk? Mau pura-pura jadi analisnya? We'e'e'e'e'...:-) Dari pada nglindur jadi programmer di siank bolonk,..Mendingan ambil aja judul yang saya hobi..pilem kartun.
Oleh karena itu...arahkan bakat dengan benar.
Tapi ada juga yang merasa kurang berbakat misalnya di pemrograman, tapi dia seneng ingin belajar pemrograman, nah...kalau semangat belajar lebih kuat dari pada bakat, insyaAllah pasti bisa... Jaddi..selamat belajar ajja..
Ada juga jenis orang yang bisa kedua-duanya, atau oke semuanya. Yah,...manusia memang beda-beda. Punya kelebihan dan kekurangan ndiri-ndiri. Mungkin dalam hal ini dia bisa tapi tidak dalam hal lain.
Ya..gitu deh menurut saya...,kalau ada yang mau memberi koment atau punya pendapat lain..silahkan...

Sedikit Kata "Bermakna"

Bapak-bapak ibu-ibu...
Ini ada beberapa cuil kata yang saya dapatkan dari artikel "Bunga Rampai"
** Kesabaran itu adalah sesuatu yang terpuji kecuali ketika agama dihina, harga diri dikoyak, dan hak dirampas. **
**Kemarahan manusia itu bermacam-macam. Ada yang lekas marah, lekas tenang dan lekas hilang. Sebagian lambat marah, lambat pula reda. Sebagian lagi lambat marah tetapi cepat reda. Yang ketiga ini terpuji. (Imam al-Ghozali) **

Mata Hati

Ada sayembara menarik di sebuah kerajaan. Menarik, karena pemenang akan dinikahkan dengan puteri raja. Tak ada persyaratan khusus. Siapa pun boleh daftar. Kecuali, mereka yang sudah menikah.
Setelah berlalu tenggat akhir pendaftaran, seleksi pun dilakukan. Mulai dari kesehatan jasmani, ruhani, kelayakan usia, wawasan, keterampilan bela diri, dan tentu saja moralitas. Dari sekian kali seleksi, terpilihlah sepuluh pemuda. Seterusnya, mereka akan dipilih langsung oleh tuan puteri. Siapa diantara mereka yang berkenan di hati puteri.
Didampingi raja dan penasihat istana, puteri diperkenankan melihat langsung proses akhir seleksi. Satu per satu mereka diminta memaparkan keadaan diri secara jujur. Mereka pun diminta memperlihatkan wawasan politik, kemasyarakatan, hukum, pertahanan negara, dan ruang lingkup kehidupan rumah tangga.
Saat itulah, tuan puteri tampak bingung. Tak mudah menilai seseorang. Apalagi seorang yang akan menjadi pendampingnya seumur hidup. Dengan berat hati, ia bertanya pada salah seorang penasihat. 'Guru, dengan cara apa saya menilai mereka. Semuanya tampan. Semuanya cerdas. Dan semuanya tampak jujur dan tegar.'
Sosok tua yang berada tak jauh dari tuan puteri itu pun tampak mengangguk pelan. Matanya tetap terpejam. Senyum segar menghias wajahnya. 'Anakku, tataplah mereka dengan mata hatimu. Jangan terpedaya oleh mata di wajahmu. Niscaya, akan kau temui seorang pemuda yang layak untukmu.'
***
Saudaraku, dunia memang senantiasa tampil dengan penuh tipu daya. Jerat-jeratnya begitu halus. Hingga seseorang tak lagi sadar kalau mutu hidupnya dalam bayang-bayang fatamorgana dunia. Saat itulah, ia tak lagi mampu menilai: mana baik dan buruk.
Hidup ini adalah memilih. Akan terbentang luas aneka pilihan. Setiap saat, di hampir semua sisi kehidupan: ideologi, politik, ekonomi, hingga persahabatan dan perjodohan, memilih menjadi sebuah keharusan. Walau, semuanya tampak manis dan menawan.
Mata pada wajah kadang tak mampu menangkap busuk-busuk di antara pilihan itu. Bahkan, pancaran cahaya Allah yang begitu terang pun kadang sedikit pun tak terlihat olehnya. Semuanya samar dan gelap.
Hanya mata hati yang mampu menangkap itu. Hanya mata hati yang mampu memilah dan memilih: mana yang baik dan mana yang busuk; mana jalan lurus dan mana jebakan. Maha Benar Allah dengan Firman-Nya, "...Karena sesungguhnya bukanlah mata itu yang buta, tetapi yang buta, ialah hati yang di dalam dada." (QS. 22: 46).

Artikel ini diambil dari "Bunga Rampai"

Cara Kerja Barcode

Barcode merupakan instrumen yang bekerja berdasarkan asas kerja digital. Pada konsep digital, hanya ada 2 sinyal data yang dikenal dan bersifat boolean, yaitu 0 atau 1. Ada arus listrik atau tidak ada (dengan besaran tegangan tertentu, misalnya 5 volt dan 0 volt).
Barcode menerapkannya pada batang-batang baris yang terdiri dari warna hitam dan putih. Warna hitam mewakili bilangan 0 dan warna putih mewakili bilangan 1. Mengapa demikian? Karena warna hitam akan menyerap cahaya yang dipancarkan oleh alat pembaca barcode, sedangkan warna putih akan memantulkan balik cahaya tersebut.
Selanjtnya, masing-masing batang pada barcode memiliki ketebalan yang berbeda. Ketebalan inilah yang akan diterjemahkan pada suatu nilai. Demikian, karena ketebalan batang barcode menentukan waktu lintasan bagi titik sinar pembaca yang dipancarkan oleh alat pembaca.
Dan sebab itu, batang-batang barcode harus dibuat demikian sehingga memiliki kontras yang tinggi terhadap bagian celah antara (yang menentukan cahaya). Sisi-sisi batang barcode harus tegas dan lurus, serta tidak ada lubang atau noda titik ditengah permukaannya. Sementara itu, ukuran titik sinar pembaca juga tidak boleh melebihi celah antara batang barcode. Saat ini, ukuran titik sinar yang umum digunakan adalah 4 kali titik yang dihasilkan printer pada resolusi 300dpi.
Saat ini terdapat beberapa jenis instrumen pembaca barcode, yaitu: pena, laser, serta kamera. Pembaca berbentuk pena memiliki pemancar cahaya dan dioda foto yang diletakkan bersebelahan pada ujung pena. Pena disentuhkan dan digerakkan melintasi deretan batang barcode. Dioda foto akan menerima intensitas cahaya yang dipantulkan dan mengubahnya menjadi sinyal listrik, lalu diterjemahkan dengan sistem yang mirip dengan morse.
Pembaca dengan pemancar sinar laser tidak perlu digesekkan pada permukaan barcode, tapi dapat dilakukan dari jarak yang relatif lebih jauh. Selain itu, pembaca jenis ini memiliki cermin-cermin pemantul sehingga sudut pembacaan lebih fleksible.
Pembaca barcode dengan sistem kamera menggunaka sensor CCD (charge coupled device) untuk merekam foto barcode, baru kemudian membaca dan menterjemahkannya kedalam sinyal elektronik digital.
Bagaimana koneksi alat pembaca barcode dengan komputer? Ada 2 macam koneksi, yaitu sistem keyboard wedge dan sistem output RS232. Sistem ini menterjemahkan hasil pembacaan barcode sebagai masukan (input) dari keyboard. Biasanya menggunakan port serial pada komputer. Kita memerlukan software pengantara, umumnya disebut software wedge yang akan mengalamatkan bacaan dari barcode ke software pengolah data barcode tersebut.